Jangan Mudah Terkejut dan Jangan Mudah Takjub akan segala sesuatu

Maha Suci Engkau ya Allah, tidaklah kami ketahui sesuatu kecuali yang sudah Engkau beritahu pad kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
___________________________________________________________Be-SWN

'Abdi kok Minta Dilayani

SWN: "MELAYANI adalah sikap dari pribadi yang disebut sebagai 'abdi, yang patuh dan tunduk terhadap norma. Kekurang fahaman SAYA tercermin pada prilaku yang lebih suka mencari kelemahan dan melanggar norma daripada patuh dengan alasan: - Hak asasi manusia, - Tidak ada saksi, - minta dilayani".

Beberapa waktu yang lalu telah disebutkan teori M2b yang menjelaskan bahwa DIRI bertugas untuk MELAYANI. Jadi siapapun yang memiliki DIRI (berarti pribadi yang masih bernyawa) memiliki tugas untuk melayani, baik dalam bentuk yang nyata ataupun dalam bentuk samar. Apabila pribadi ini sudah mampu melakukan tugas melayani maka pantas disebut abdi => abdun (dalam bhs arab). Dan tidaklah munafik ketika menyebut pribadinya abdi.  

Siapa yang harus dilayani ?
Pada dasarnya semua mahluk yang diciptakan, memiliki hak untuk dilayani, baik itu manusia, hewan, tumbuhan, tanah, air, api, udara dan lain sebagainya, Karena masing-masing mahluk diciptakan berpasang-pasangan, sehingga saling melengkapi dan saling memberi. Dari posisi yang saling melengkapi tersebut, tercipta suatu rantai makanan atau rantai kehidupan yang berjalan hingga saat ini. Kepatuhan atas sikap melayani ini membentuk pribadi yang menjadi rahmat dan manfaat bagi alam (rahmatan lil 'alamin), yang selalu kita inginkan.


Bagaimana bentuk Melayani yang disarankan ?
yaitu melayani yang dilakukan tanpa pamrih, yang berarti bukan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk mengalahkan dan tidak bermaksud untuk menyakiti, melainkan untuk mendidik, menyayangi dan menyelamatkan mahluk lain, dengan sistem pengendalian. memberi anugerah dan memberi hukuman. dsb.

Ketika tugas Melayani ini tertutup oleh EGO, maka setiap apa yang akan kita lakukan mengandung unsur pamrih untuk kepentingan pribadi. Melayani jika menguntungkan pribadi, melayani jika dilayani bahkan cenderung minta dilayani dulu baru melayani. Sehingga yang terjadi adalah rasa sombong dan rasa paling pantas untuk dihargai orang lain. Bagaimana dengan kita ?

Terkadang kita merasa disakiti, dijajah dan dizalimi, itu bisa saja hanya perasaan kita saja (padahal sesungguhnya adalah pendidikan sebagai rasa sayang orang lain untuk kita) atau karena sikap dan kesalahan kita juga yang sengaja menyakiti, menjajah dan menzalimi orang lain/mahluk lain untuk kepentingan pribadi kita masing-masing. Maka dapatkah disebut sebagai abdi, jika kita mementingankan pribadi kita masing - masing ? 


Salam, Be-SWN  

Selanjutnya  : Berkorban atau Mengkorbankan ?
Sebelumnya : Pelecehan Fungsi DIRI

2 komentar:

  1. Sip pak Eko, oh iya blognya ok pak. Akhir - akhir ini saya mau ikut koment kok gak bisa ya... atau bisa menghilangkan verifikasi data nya pak.

    Suwon.

    BalasHapus