Jangan Mudah Terkejut dan Jangan Mudah Takjub akan segala sesuatu

Maha Suci Engkau ya Allah, tidaklah kami ketahui sesuatu kecuali yang sudah Engkau beritahu pad kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
___________________________________________________________Be-SWN

Zaman Terbalik: Manusia Lebih Hina dari Hewan

Setelah pribadi ini sudah merasa Sexy dengan kesalahan dan tidak sadar telah memuja dan menTuhankan Uang, lalu yang terjadi ?  

Akeh Bopo lali anak.
Banyak bapak lupa anak.
Akeh anak wani nglawan ibu.
banyak anak berani melawan ibu,
Nantang bopo.
menantang bapak.
Sedulur podo cidro.
Saudara pada  sakit,
Kaluwargo podo curigo.
keluarga pada  curiga,
Konco dadi mungsuh.
teman jadi lawan.
Demikian yang disuarakan oleh jongko joyoboyo. Nah mari kita bedah satu demi satu.

Kalau pribadi ini sudah dipenuhi dengan kebanggaan dan kesalahan, maka pribadi ini akan dipenuhi dengan EGO yang sangat besar. Setiap apa yang dilakukan bertujuan untuk kepentingan dan kesenangannya sendiri dan tidak akan dilakukan jikalau tidak menguntungkan pribadinya. Yang lebih berbahaya lagi pribadi ini akan lupa dengan tanggung jawab sosial, lupa dengan perlindungan dan pengayoman terhadap keluarga, lupa dengan segala-galanya. 

Akibat dari lupa tersebut, bukanlah tidak mungkin kalau pribadi ini akan mengkaryakan (menjual) sang anak untuk memujudkan keinginannya sendiri (“bapak yang lupa dengan anak”) dan bila perlu sang Ibu pun dijadikan pelayan yang tidak sadar sudah memperbudak beliau (“anak berani melawan ibu”). Siapapun yang menghalangi akan ditentang dan dikalahkan baik itu sang bapak (“menantang bapak”) ataupun saudara kandung, sampai pada titik tidak mau menghalangi, yang berarti sampai cidera (“saudara pada sakit”). Ketika masing – masing pribadi sudah berbuat seperti hal itu, maka akan terjadi kecurigaan dan fitnah, baik yang ada dasarnya maupun yang tidak mendasar (“keluarga pada curiga”), akibatnya terjadi permusuhan – permusuhan yang seharusnya tidak terjadi, apalagi dengan pribadi yang lain -bukan keluarga- (“teman jadi lawan”). 

Dalam versi lain, akibat sang bapak mengejar keinginan dan tujuan pribadinya, sang bapak tidak memperdulikan sang anak, tidak mau tahu tentang sang anak, akibatnya sang anak kurang perhatian dan kurang pengendalian yang akhirnya sang anak berani melawan ibu, menantang bapak dan antar saudara saling mencederai. Akibat perbuatan yang kurang baik tersebut, maka masing – masing keluarga terjadi kecurigaan yang tidak–tidak. Termasuk terhadap teman atau sahabat, yang akhirnya timbul permusuhan untuk saling mengalahkan. * *
 
Semua itu karena masing – masing pribadi memenjarakan sang qolbu, Masing – masing pribadi tidak memahami dan menghayati sang qolbu, yang akhirnya sifat pribadi itu lebih hina dari pada hewan. Apakah kita termasuk seperti itu ? maka selamat datang wahai pribadi yang tidak akan pernah langgeng merasakan bahagia.


Salam, Be-SWN 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar