SWN: “MELENGKAPI adalah wujud keseimbangan & kesempurnaan hidup berpasang-pasangan. Ke kurang fahaman membuat sikap saya kurang mau: -menerima, -bersyukur dan mengkaji manfaatnya menjadi ‘tali’ yang saling membutuhkan, sehingga dekat dgn rasa iri dan dengki”.
Jika kita mau membaca karakter dan sifat setiap mahluk hidup, baik itu sejenis atau lain jenis, lokasi atau lain lokasi, akan ditemui berbagai macam karakter yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, termasuk didalamnya adalah mahluk yang beri nama manusia. Dari berbagai macam karakter tersebut menunjukkan bahwa sesungguhnya mahluk (manusia) adalah Unix/berbeda, sebagai sarana dan prasarana dalam “mengatur” keseimbangan yang berlaku di dunia ini dengan system saling mendukung, memberi dan melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Dan dengan pola yang membentuk korelasi berpasang – pasangan antara satu dengan yang lainnya.
Manusia adalah mahluk yang memiliki daya explorasi dan intelegensi yang sangat tinggi dibandingkan dengan mahluk yang lain, hal itu dikarenakan dukungan dua alat berfikir yang bernama Akal dan Qolbu. Dengan Akal, manusia akan banyak berbenturan kepentingan dengan kepentingan mahluk/manusia lain, yang mengakibatkan saling memusuhi dan saling membunuh, tetapi dengan Qolbu manusia dapat saling mengerti dan saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Dengan perbedaan alat berfikir antara manusia dengan mahluk lainnya itulah yang membuat manusia menjadi mahluk yang paling sempurna.
Pribadi yang kurang mampu menggunakan qolbu (apalagi tidak mampu, karena tertutup), membentuk pribadi yang kolot, fanatik dan pembenaran sendiri, yang tanpa/kurang membaca pribadi yang lain. Akibatnya menjadi pribadi yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tersiksa oleh keinginan, ketidak mampuan dan ketidak puasan yang dialaminya, yang akhirnya kurang mau menerima, kurang mau bersyukur, kurang mau mengkaji sesuatu yang telah diterimanya, hingga timbul rasa iri dan dengki. Pribadi ini lupa dan melakukan pelecehan terhadap Fungsi DIRI yang harus MELENGKAPI kebahagiaan.
Berbeda dengan pribadi yang mampu menggunakan qolbunya, setiap apa yang dilakukannya tanpa diikuti oleh emosi (iklas tanpa pamrih), kepentingannya adalah kepentingan pribadi-pribadi yang lainnya, bebas dari hayalan, slalu bersyukur atas pemberian nikmat, bebas dari rasa iri dan dengki, bahkan memberi ujian/hukuman hanya bertujuan untuk mendidik, melindungi dan menyelamatkan. Karena tahu, Fungsi DIRI adalah MELENGKAPI kebahagiaan dan saling berpasang-pasangan.
Nah bagaimana dengan pribadi ini ?
Bebas dari hayalan atau tersiksa oleh ketidak mampuan ?
Salam, Be-SWN
Berikutnya : 'Abdi kok Minta Dilayani
Sebelumnya : Pembunuhan sifat WARAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar