Melanjutkan seri "renungan" jongko Joyoboyo yang telah diulas sebelumnya yang menyebutkan bahwa ketika Zaman terbalik keadilan itu tidak bisa ditegakkan, sehingga Adil itu tidak ada. Manusia cuma mengutamakan kepentingan pribadinya masing-masing. Yang sesuai untuk pribadinya sendiri, akan dipakai, jika tidak sesuai akan dibuang, lantas apakah yang terjadi ?.
Wong apik - apik podo kepencil
Orang baik - baik pada terkucilkan
Akeh wong nyambut gawe apik - apik podo kroso isin.
banyak orang yang bekerja baik - baik pada merasa malu.
Makna secara harfiah.
Di zaman sekarang ini sudah banyak dan sering sekali kita jumpai pribadi-pribadi yang lebih mementingkan kepentingannya sendiri dari pada kepentingan bersama. Kalau misalkan bersosial pun tujuannya adalah untuk kepentingan pribadinya sendiri. Dan anehnya seolah - olah hal itu adalah wajar, sesuatu yang umum yang terjadi di sekitar kita. Sehingga kalau kita mau mencari pribadi - pribadi yang ikhlas sangatlah susah. hal itu dikarenakan rata-rata pribadi yang ikhlas pada terkucilkan (wong apik-apik podo terpencil)
Dan tidak jarang kita jumpai, ketika pribadi itu berada disekitar perkerjaan yang mengandung "kotoran", pribadi tersebut akan mengikuti jalan "kotoran" itu. Mau menjalankan ideologinya jadi malu. yang mengakibatkan pribadi mau bekerja yang baik dan jujur merasa malu dengan teman - teman nya yang memiliki pribadi yang "kotor" (akeh wong nyambut gawe apik-apak podo kroso isin). akhirnya pribadi tersebut ikut menjadi "kotor".
Makna Pencerminan Pribadi
Ketika pribadi ini masih memenjarakan qolbu (entah sadar atau tidak), pribadi ini akan mengucilkan dan bahkan membuang jauh - jauh perkara kebaikan, baik itu pemikiran qolbu, tingkah laku maupun ucapan (wong apik-apik podo kepencil), kebaikan akan dilakukan jika menguntungkan atau terpaksa. Dan menurut pemikiran akalnya, jika qolbu ini bertindak, pribadi ini akan merasa malu, malu dari berbuat aneh yang lain dengan kebiasaan - kebiasaan yang telah dilakukan. (akeh wong nyambut gawe apik-apik podo kroso isin)
Membalik kembali pada posisi yang tepat
Jikalau kita mau membalik situasi yang demikian itu, bukalah rantai yang memenjarakan qolbu, bukalah sang qolbu, agar akal ini dapat berfikir dengan nurani. Ketika qolbu yang berbicara maka situasi akan terbali kembali dan "renungan" nya menjadi :
Wong apik podo kepencil ==> Wong jahad podo kepencil
(orang baik pada terkucil) (orang jahad pada terkucil)
Akeh wong nyambut gawe ==> Akeh wong nyambut gawe
apik-apik podo kroso isin ==> olo podo kroso isin
(banyak orang yang berkerja (banyak orang yang berkerja
baik-baik pada merasa malu) jelek pada merasa malu)
Itulah hebatnya sang Qolbu, ketika qolbu dipenjara maka yang ada hanyalah kemungkaran, ketika sang Qolbu dibebaskan yang ada hanyalah kebahagiaan dan ketentraman.
Salam, Be-SWN
Sebelumnya (ZT) : Adil itu tidak ada
Bismillahi rohmani rohimi
Zaman Jayabaya
Sing Waras Ngalahi
Gundul - Gundul Pacul
Jaran Teji
Lir Ilir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar