Setelah Manusia lebih hina daripada hewan, lantas apa lagi yang terjadi ketika zaman Jayabaya (Qolbu dipenjara) terjadi. Mari kita baca kembali lanjutan kata-kata dari Jongko Joyoboyo berikut ini :
Akeh manungso lali asale.
Banyak manusia lupa asal – usulnya,
Ukuman Ratu ora adil.
hukuman ratu tidak adil
Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Banyak pangkat yang jahat dan janggal,
Akeh kelakuan sing ganjil.
banyak perbuatan yang janggal
Kita sudah dapat melihat, mendengar dan merasakan kelakuan dan kepribadian masyarakat Indonesia dari hulu sampai hilir yang berarti dari pemimpin sampai rakyat bawah, yang mengutamakan kepentingan pribadinya masing-masing. Hal itu dikarenakan lupa atau bahkan tidak mengerti dan tidak menyadari akan fungsi manusia harus saling melengkapi, tugas yang harus melayani dan tujuan hidup untuk menyelamatkan orang lain –tanpa ada pamrih- (banyak manusia yang lupa asal-usulnya).
Ketika itu terjadi, keadilan hanya dipandang dari sisi subyektif seseorang, yang mengakibatkan memutuskan (penghakiman) segala sesuatu jika tidak menguntungkan pribadinya sendiri akan ditolak mentah-mentah, begitu juga sebaliknya akan didukung mati-matian, termasuk juga yang terjadi pada raja hukum (penegak hukum). Mereka tahu kalau salah, tetapi mencoba mencari cara agar terbebas dari hukum. yang akhirnya, hukum hanya untuk melindungi orang yang menguntungkan sang raja (penegak hukum). Maka hukum menjadi tidak adil (hukuman ratu tidak adil)
Ketidak adilan ini membuat sesuatu itu terlihat sangat jelas akan kejanggalan dan kejahatan yang dilakukan oleh masyarakat kita. Dan dengan kejanggalan ini dimanfaatkan untuk mengangkat derajat dan nama baiknya sendiri-sendiri (banyak pangkat yang jahat dan janggal). Akhirnya banyak perbuatan dan kepribadian yang juga janggal jika dinilai secara obyektif (banyak perbuatan yang janggal).
Makna pencerminan pribadi
Pribadi – pribadi yang telah memenjarakan DIRI, akan lupa dengan fungsi DIRI sebagai Pelengkap, Tugas DIRI sebagai Pelayan dan Tujuan DIRI sebagai Penyelamat DIRI yang lain (banyak manusia yang lupa asal-usulnya). Dengan kata “lupa”, tidak mengerti dan tidak memahami asal-usul, akal akan menjadi raja, dan yang dipikirkan serta tindak tanduk pribadi itu hanya untuk kepentingan pribadinya sendiri, Sehingga banyak memutuskan sesuatu yang tidak membawahi keadilan untuk pribadi yang lain (hukuman ratu tidak adil).
Ketika sang akal ini terus melakukan ketidak adilan terhadap pribadi yang lain, dan didukung oleh pribadi yang lain yang juga mementingkan pribadinya sendiri-sendiri, maka akan banyak pribadi yang mencari ketenaran, kepangkatan yang didapatkan dengan cara-cara yang janggal -yang melalui ketidak adilan- (banyak pangkat yang jahat dan janggal). Kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan secara terus menerus tanpa ada yang meluruskannya akan berdampak pada daya pikir bahwa janggal adalah sesuatu yang wajar. Yang akhirnya harus selalu dilakukan (banyak perbuatan yang janggal)
Membalik kembali pada posisi yang tepat.
Seperti yang diberitahukan di pos revolusi pemikiran, maka berikut adalah pembaliknya :
Akeh menungso sing lali asale => sing eling asale
Banyak manusia yang lupa asal-usulnya => yang ingat asal-usul
Bagaimana caranya tahu asal usul ? dijelaskan mulai dari sini.
Ukuman ratu ora adil => podo adil
Hukuman ratu tidak adil => banyak yang adil.
Bagaimana caranya membaca keadilan ? membaca secara obyektif
Akeh pangkat sing jahad lan ganjil => sing apik lan pantes
Banyak pangkat yang jahad dan janggal => yang baik dan tepat
Akeh kelakuan sing ganjil => sing pantes
Banyak perbuatan yang janggal => yang tepat
Bagaimana supaya pangkat jadi baik dan pantes ? dan Bagaimana agar perbuatan tidak janggal ? maka baca bukalah hati, seperti yang diulas di sini.
Salam, Be-SWN
Sebelumnya (ZT) : Manusia lebih Hina dari Hewan
Bismillahi rohmani rohimi
Zaman Jayabaya
Sing Waras Ngalahi
Gundul - Gundul Pacul
Jaran Teji
Lir Ilir
Salam, Be-SWN
Sebelumnya (ZT) : Manusia lebih Hina dari Hewan
Bismillahi rohmani rohimi
Zaman Jayabaya
Sing Waras Ngalahi
Gundul - Gundul Pacul
Jaran Teji
Lir Ilir
Masalahe, yang berpengaruh terhadap hal itu para penegak dan aparatur negaranya mas (walaupun tidak semua) tetapi sangat berpengaruh...
BalasHapusSedangkan kita rakyat kecil bisanya apa ?
Atau kita juga mendukung atau memberi kesempatan kezaliman mereka? maka ini adalah kesalahan kita juga.
BalasHapus