Pernikahan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Balai Pusataka Jakarta Tahun 2000 bermakna adalah suatu ikatan (akad) perkawinan dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Itulah sebuah arti pernikahan menurut KBBI, akan tetapi mencoba untuk menilisik lebih jauh sebuah filosofi dari Pernikahan, maka menarik untuk menyamakan Sebuah Ikatan Pernikahan dengan Sepeda Kumbang atau sepeda ontel..
Ya.. sebuah sepeda kumbang atau ontel seperti penggalan lyrics lagu Oemar Bakrie karya Maestro Iwan Fals yang sangat terkenal tsb. Di lain pihak banyak yang menganggap bahwa pernikahan adalah sebuah bahtera/perahu, maka kita akan mencoba untuk sedikit keluar dari pakem yang ada, dan melihat ada beberapa kesamaan antara sebuah ikatan pernikahan dengan sebuah barang yang biasa dianggap orang antic (baca : usang) tersebut.
Sepeda kumbang banyak dilihat sudah usang dimakan zaman, barang peninggalan zaman perang dunia tsb, oleh para manusia saat ini yang sangat membutuhkan mobilitas tinggi, sudah sering dianggap sebuah besi tua yang hanya mempunyai dua roda yang sudah pantas di petikemaskan.
Begitu juga dengan pernikahan. Pada zaman sekarang dimana nuansa Hedonisme sangat melekat, ikatan pernikahan sudah dianggap kuno atau bahkan sudah tidak layak digunakan lagi, di negara2 maju kebanyakan dari mereka menganut budaya Samen Level atau istilah udiknya Kumpul kebo, dan juga tidak dipungkiri Indonesia yang katanya Negara Berpenduduk Islam terbesar ternyata juga ada budaya seperti itu.
Berbicara tentang sebuah sepeda kumbang, tentu yang namanya sepeda terdiri dari beberapa komponen, dan tentu saja yang menjadi instrument pokok agar Ia dapat berjalan adalah dua buah roda terletak di depan dan dibelakang, yang juga mempunyai rem tentunya, untuk mengendalikan cepat atau tidak cepatnya dari laju sepeda tersebut, apa yang terjadi jika dua roda tersebut sejajar, tentunya itu bukanlah sebuah sepeda, atau kalau mau dipaksakan itu sepeda, mungkin akan sangat sukar untuk dikendarai.
Berbicara tentang sebuah sepeda kumbang, tentu yang namanya sepeda terdiri dari beberapa komponen, dan tentu saja yang menjadi instrument pokok agar Ia dapat berjalan adalah dua buah roda terletak di depan dan dibelakang, yang juga mempunyai rem tentunya, untuk mengendalikan cepat atau tidak cepatnya dari laju sepeda tersebut, apa yang terjadi jika dua roda tersebut sejajar, tentunya itu bukanlah sebuah sepeda, atau kalau mau dipaksakan itu sepeda, mungkin akan sangat sukar untuk dikendarai.
Sama halnya dengan Pernikahan, tentu di dalam Islam yang menjadi salah satu rukun nikah adalah sepasang adanya suami istri, suami sebagai seorang Imam tentulah Ia berada di depan, dan sang Istri di belakang sebagai makmum, seperti halnya posisi dua roda tersebut, jika keduanya sama2 berada dalam posisi yang sejajar, maka akan mudah sekali untuk ditebak, bahwa akan menjadi susah untuk di kendalikan sama halnya dengan sepeda tadi, jikalau hal itu ingin di anggap sebagai sebuah pernikahan.
Dan tentu seperti yang disebutkan di atas tadi bahwa suami istri sebagai roda dari ikatan pernikahan haruslah mempunyai rem (baca : Pengendalian diri) jikalau kedua2nya sama2 mengerem maka pernikahan tidak akan pernah berjalan, dan jika kedua2nya tidak mau mengerem, tentu juga tidak akan pernah berhenti dan bahkan malah lebih berbahaya lagi.
Maka sudah sepatutnya bahwa jika roda depan (baca : Suami) mengerem maka roda belakang (baca : istri ) pun harus mengerem, jika hanya salah satu roda yang mengerem maka sepeda (baca : Pernikahan) akan bisa jadi menjadi oleng yang akhirnya dapat terpelanting jatuh, bahkan dapat menyebabkan sepeda (baca : Pernikahan) menjadi rusak!. "Laju sepeda kumbang di jalan berlubang" (Oemar Bakri : Iwan Fals)
Yaa, bahwasannya jalan yang akan di lalui oleh sepeda itu tidak akan pernah selalu lurus, bagus, dan mulus. Terkadang sepeda tsb melewati, apalagi ketika musimnya perang dunia, Ia biasa melewati jalan berlumpur, becek, jalan yang bergelombang, tidak rata, hancur, tanah, rumput, aspal bagus dan perlu diketahui bahwa sepeda, terlebih sepeda kumbang itu juga tidak boleh masuk ke dalam jalan toll!!. (lurus tanpa hambatan)
Begitu juga dengan pernikahan, tak selamanya jalan itu mulus, kadang harus juga melewati tipe2 jalan yang sudah di sebutkan diatas tadi, dan sama halnya dengan sepeda yang tidak boleh masuk ke dalam toll, maka sudah dapat dipastikan bahwa pernikahan juga tidak akan mendapat kan sebuah alur yang lurus, bagus, dan mulus plus tanpa hambatan.
Bukan hati bermaksud untuk merendahkan nilai2 pernikahan dengan menyamakan hal tsb, dengan sebuah sepeda terlebih sepeda kumbang. Hanya saya bermaksud untuk melihat dan mencari persamaan dengan hal2 sederhana yang ada disekitar kita. Sumber:eramuslim.com Oleh Dinar Zul Akbar.
Kedamaian sejati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar