Kita pasti tidak asing dengan laku anak - anak jaranan, seperti dibawah ini.. tetapi tahukah anda maksud dan makna yang mau disampaikan ? kita baca dulu lirik lagu jaranan berikut ini :
Sing nunggang ndoro bey Sing nggiring poro mantri.
Jrek jrek nong Jrek jrek gung Prok prok
Turut gunung.
Gedebuk krincing Gedebuk krincing Prok prok
Gedebuk Jedueeer.
Kita coba translate dulu lagu diatas ,
Jaranan aranane Jaran Tedji = Kuda - kudaan namanya Kuda Tedji
Sing nunggang ndoro bey = Yang naik tuan Bey
Sing nggiring poro mantri = yang mengikuti (menggiring) para mentri
Turut Gunung = Menuju gunung
Sedangkan yang lain adalah suara kaki kuda dan cambukan
Jaran Tedji adalah sebuah Kuda yang konon sangat baik hati dan lugu, sifatnya suka membantu, tidak sombong dan penurut. Tuan Bey adalah tuan yang bersifat semaunya sendiri, licik, penjajah dan pemaksa. Sedangkan poro mantri adalah tentara yang tunduk patuh terhadap doro bey.
Sebagai Cermin DIRI :
Jaran Tedji adalah sang qolbu, Doro bey adalah sang Nafsu, dan doro mantri adalah sang jasmani. Ketika qolbu di naiki (di kuasai) oleh nafsu, yang terjadi adalah jasmani akan berbuat seperti apa yang diperintahkan nafsu. Akibatnya angkara murka.
Sebagai Cermin Hidup :
Jaran Tedji adalah sang manusia yang bodoh, kurang menggunakan campuran akal & qolbu nya. Doro bey adalah seorang yang pintar dan cerdas. Ketika sang manusia yang bodoh dikuasai oleh yang manusia pintar maka yang sering didapat adalah “cambuk” an, penjajahan dan perampasan hak. Jadilah orang yang pintar dan cerdas (menggunakan akal dan qolbu semampu mu).
Sebagai cerita asal mulanya :
Jaran Tedji adalah masyarakat kita jaman dulu, Doro bey adalah “londo blangkon” (orang Indonesia yang diangkat menjadi Demang masa penjajahan belanda). Maka sebenarnya yang menjajah Indonesia pada waktu itu adalah orang Indonesia sendiri yang mementingkan pribadi dan kekuasaan. Bagaimana dengan keadaan yang sekarang ? ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar