Jangan Mudah Terkejut dan Jangan Mudah Takjub akan segala sesuatu

Maha Suci Engkau ya Allah, tidaklah kami ketahui sesuatu kecuali yang sudah Engkau beritahu pad kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
___________________________________________________________Be-SWN

Pura-pura BERKORBAN

SWN: “Disaat merasakan waktunya melahirkan, bagaimanapun sakitnya ibu tidak peduli, bila perlu nyawa dikorbankan agar Saya lahir dengan selamat.. Ketidak fahaman atas hal itu membuat sikap Saya lebih suka menerima daripada memberi dan menghitung-hitung untung”.   

Sudah cukupkah gambaran bahwa DIRI memiliki fungsi Melengkapi dengan cara Melayani saja ? atau ada gambaran yang lain? Jawabannya,  Ada. Selain Melengkapi dan Melayani ada satu fungsi lagi yang harus dikenali dalam membaca asal–usul DIRI, yaitu pelaksanaan tanpa pamrih, sama sekali tidak ada unsur mengharap balas jasa, baik dalam scala kecil maupun scala besar. Untuk menuju menuju dan membaca laku tanpa ada pamrih ini harus bagaimana ? mari kita coba ulas kembali… 

Ketika sang Ibu merasakan akan waktunya melahirkan, maka sang ibu akan merasa sakit, kemudian hilang, sakit lagi kemudian hilang lagi (berulang-ulang) itu tandanya sang Ibu mau melahirkan. Membaca situasi seperti itu Ibupun bersiap-siap untuk melakukan sesuatu yang sangat besar yaitu Berkorban. Bagaimanapun sakitnya (yang sangat tiada tara), apapun yang harus dijaminkannya atau bahkan nyawapun diserahkannya agar saya lahir dengan Selamat. 

Detik demi detik, rasa sakit, rasa perih dan rasa gundah menyelimuti sang Ibu. Apapun yang akan terjadi pada beliau nanti, tidak beliau hiraukan, yang ada hanyalah bagaimana sang anak bisa lahir dengan selamat. Sampai akhirnya… (Oh Ibu, andai saja saya tahu dari dulu.… engkau memberi contoh bagaimana cara berkorban dan bagaimana cara laku tanpa pamrih…. Ibu). Anak itu lahir dengan selamat. 

Kekurang fahaman atas segala permasalahan “Berkorban” itu, membuat pribadi ini Lupa, seperti apa seharusnya menjalani hidup itu, sehingga pribadi ini lebih suka menerima dari pada memberi, lebih suka dilayani daripada melayani, lebih suka mengambil daripada menaruh dan selalu menghitung untung dan rugi, jika menguntungkan akan dilakukan tetapi jika tidak untung tidak dihiraukan. Padahal sesungguhnya memberi pribadi yang lain adalah memberi pribadinya sendiri. 

Sudah berkorbankah pribadi ini ? atau hanya “pura-pura” berkorban ?   

Salam, Be-SWN  

Berikutnya   : Pembunuhan Sifat WARAS
Sebelumnya : Pembelokan Fungsi Melayani
Sing Waras Ngalahi 
Bismillahi rohmani rohiimi 
Kontens SMS SWN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar