SWN: "Barang siapa yang mau NGALAHI pada suatu perkara, orang itu akan dimudahkan segala urusannya. Sesungguhnya Allah bersama orang - orang yang sabar".
Membaca judul posting membuat saya jadi tertawa, mengingat - ingat komentar dari teman saya: "Hari gini harus mengalah yang benar saja, kamu bakal keinjak-injak, kamu bakal ketinggalan kereta" ya benar, memang itulah yang terjadi. Dunia dari dulu sampai sekarang menjadi arena "perkelahian" siapa yang kuat dia yang menjadi Raja dan yang kalah menjadi pecundang.Ada juga yang komentar "kalau tidak mau Ngalah berarti gila yo maz..hehehe", ya itu juga benar. Karena pada prinsipnya manusia harus mau Ngalah dan harus bisa Ngalahi.
Membaca judul posting membuat saya jadi tertawa, mengingat - ingat komentar dari teman saya: "Hari gini harus mengalah yang benar saja, kamu bakal keinjak-injak, kamu bakal ketinggalan kereta" ya benar, memang itulah yang terjadi. Dunia dari dulu sampai sekarang menjadi arena "perkelahian" siapa yang kuat dia yang menjadi Raja dan yang kalah menjadi pecundang.
"Kalau sama kejahatan yo dak boleh Ngalah to maz.." demikian juga yang mungkin akan anda komentarkan. Hal itu saya anggap sebagai sesuatu yang wajar. Karena salah satu sifat mahluk hidup adalah mempertahankan diri. Akan tetapi ada baiknya bertanya balik pada pribadi masing - masing.. "Apakah sumber kejahatan itu terjadi karena kesalahan saya, kesalahan kita atau memang terjadi karena kesalahan orang lain ?". Jika memang hal itu adalah kesalahan orang lain, maka dianjurkan (khususnya saya pribadi) agar membela diri atas ketidak adilan yang terjadi. Masalahnya benarkah hal itu kesalahan orang lain ?".
Jikalau masalah itu terus ditelusuri, dibolak balik dan di kaji akan menghasilkan suatu perkara yang disebut "Bingung" atau Edan, Karena apapun yang terjadi didunia ini adalah gambaran dari bentuk dari sifat Rohmaan (memberi /mengasihi) dan Rohiim (menyayangi /mendidik). Lantas kenapa sampai ada pertikaian, pembunuhan, penghianatan dan macam – macam kemungkaran di dunia ini ? itu semua dikarenakan adanya sudut keseimbangan dari system yang diterapkan DIA di alam semesta ini, sehingga ada sifat Iblis ada sifat Malaikat, ada pertikaian ada perdamaian, ada pembunuhan ada penyelamatan, ada penghianatan ada kepercayaan dan seterusnya.
Untuk memahami semua itu setiap pribadi diharuskan mengerti, memahami dan menghayati tentang DIRI, asal – usul DIRI, tugas dan tujuan hidup DIRI. Pribadi yang dapat mencapai hal itu semua dapat dikatakan sebagai pribadi yang WARAS, Pribadi yang sudah dapat menundukkan EGO, Pribadi yang dapat dan mampu NGALAHI menjadi yang terbaik bagi alam sekitarnya. Itulah sempurnanya Iman, sempurnanya ahlak sebagai sang Insanul kariim.
Laku (perbuatan) yang sifatnya NGALAHI membentuk suatu adapt -istiadat, sopan santun, norma, hukum, agama dan negara. Benarkah mengalah bisa mencerminkan sopan santun ? apakah mengalah berbeda dengan Ngalahi?". Kalimat itu bisa dijawab dengan falsafah ini.."Ada waktunya Ngalah, ada waktunya NGALAHI, ada waktunya Ngalaho". Dengan sedikit kata yang saya tahu: Ngalah adalah perpuatan pengendalian, NGALAHI adalah perbuatan yang bermanfaat, dan Ngalaho adalah perbuatan yang memberi contoh / memberi petunjuk yang baik.
Salam, Be-SWN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar