Jangan Mudah Terkejut dan Jangan Mudah Takjub akan segala sesuatu

Maha Suci Engkau ya Allah, tidaklah kami ketahui sesuatu kecuali yang sudah Engkau beritahu pad kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
___________________________________________________________Be-SWN

Lir - Ilir Sebagai Cermin Agama

Setelah mengulas Lir-Ilir sebagai cermin DIRI, sekarang mencoba mengulas Lir-Ilir sebagai cermin Agama kususnya ISLAM. Karena menurut berbagaimacam sumber (coba anda Tanya di mbah Google) lirik lagu ini karangan asli dari para wali 9. mari kita coba mengulasnya.

Tahap pertama :
Adalah suatu kondisi dimulainya penyebaran agama Islam dipulau Jawa yang dimotori oleh para wali. Kian lama kian bertambah banyak pengikutnya kemudian tercipta lagu  Lir – ilir ini. Dengan makna sebagai berikut : 

Bersantai sejenak menikmati rasa syukur, sambil mengayunkan ilir (lir-ilir) ke dada dan kemuka, yang akan menghasilkan angin segar (=>kabar gembira). Bahwa apa yang beliau dakwahkan sudah mulai menyebar ibarat “tandure wus sumilir”. Penyebaran terjadi dimana-mana serentak kesegala penjuru ibarat “tak ijo royo – royo” dengan pencapaian dan tujuan kemakmuran, kebahagiaan dan ketentraman bemasyarakat ibarat “temanten anyar”. Makna berikutnya sama dengan tahap kedua. 

Tahap Kedua: 
Adalah suatu kondisi dimana Islam sudah menyebar dan diyakini kebenarnya, akan tetapi masih banyak yang tidak mengikuti aturan islam (kalau saat ini Islam KTP atau Islam keturunan), maka sang Sunan Kalijaga membusur lagu ini untuk pencarian DIRI sejati – Al Haq- dengan makna sebagai berikut :

Diam “sejenak”lah, buanglah (kibaskanlah) segala keinginan dan pikiran “Lir Ilir” agar mendapatkan angin /kabar gembira, kabar yang menyejukkan hati yang diibarat tanaman. Yang akhirnya tumbuh dengan sendirinya kesadaran pada pribadi bagai “Tandure wus sumiler”. Setiap pribadi yang sadar, tanpa disuruh tanpa diminta akan berbuat, berprilaku dan berbicara santun bagaikan “tak ijo royo-royo sebagai bekal tatanan hidup yang berbahagia, rahmat lil ‘alamin yang di ibaratkan “tak senggo temanten anyar.

Setiap pribadi yang dapat memahami dan menghayati ISLAM adalah sang pemimpin, sang pengendali atau “Cah angon” yang tugasnya bagaimana memberi contoh, mengatur dan memberi batasan baik itu untuk pribadinya sendiri atau pribadi yang lainnya. ibarat “penekno”. Batasan apa yang diberikan ? yaitu batasan syariat islam yang terdiri dari 5 kunci utama yaitu rukun Islam dan 5 point utama yaitu sholat 5 waktu ibarat “Blimbing Kuwi” yang memiliki 5 titik seperti bintang.

Memberi contoh/tauladan, mengendalikan dan memberi batasan adalah tugas yang tidak ringan (licin) “lunyu-lunyu” sepertihalnya bagaimana bersyahadat dan mendirikan sholat (yang haq) adalah sangat susah, tetapi harus tetap dilakukan “penekno” semua itu sebagai alat dan tindakan membersihkan pribadinya dan pribadi yang lainnya “mbasuh” dari perkara – perkara yang dapat merusak (zalim) ketentraman dan kebahagiaan bersama, karena pribadinya dan pribadi yang lainnya adalah satu kesatuan yang harus saling mengisi dan melengkapi ibarat baju “dodot” yang sesuai dengan fungsinya sebagai baju.

Ingatlah dengan muqollibal qulub (bolak – baliknya hati), karena dalam perjalanan hidup ada peringatan dan ujian “kumitir”, sehingga ada pribadi yang melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan syariat ibarat “bedah” entah itu kelihatan atau tidak (munafik), entah itu direncanakan atau tidak, kondisi pribadi yang tidak bisa dibaca itu ibarat “ing pinggir”. Maka tegakkanlah syariat, tegakkanlah hukum “domdomono” serta lindungilah pribadi–pribadi yang berada didalamnya “jlumotono”. Sebagai pertanggung jawaban “cah angon” atas segala yang digembalai (pribadinya dan peribadi yang lainnya) suatu hari nanti setelah kematian  “kanggo sebo mengko sore”.

Selagi diberi tuntunan dan kesempatan serta tanggung jawab “mumpung padang rembulane”, selagi mulut bisa bicara, akal bisa berfikir dan kaki bisa melangkah “mumpung jembar kalangane” maka bergembiralah dengan hati yang ihlas yang penuh dengan kemenangan “yo surak o surak hiyo”.



Salam, Be-SWN

Yang terkait :
- Gundul pacul
- Jaran Tedji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar