Kalau akal sudah menguasai seluruh komponen DIRI seperti yang sudah diulas di Pendahuluan, maka banyak sekali hal–hal yang terjadi, yang semua itu hanya untuk mementingkan pribadinya sendiri-sendiri, entah itu yang bertema kebaikan maupun keburukan, sehingga hidup pribadi itu dipenuhi dengan hayalan dan emosi. Banyaknya hayalan dan emosi membuat pribadi itu banyak berucap janji, tetapi banyak yang tidak ditepati karena berbenturan dengan kepentingan yang lain. Bahkan berani bersumpah padahal sudah tahu tidak akan dapat melakukan sumpahnya dan banyak juga yang untuk menutupi kesalahan-kesalahannya (sumpahnya dilanggar sendiri).
Semakin sering dilakukan, pribadi itu akan sering dan suka berbuat salah. Sudah tidak peduli apakah itu melanggar norma/hukumnya Tuhan atau tidak, jika hal itu dapat mengenakkan dan menguntungkan pribadinya maka hal itu akan dilakukan. Semakin banyak pribadi yang berbuat demikian, maka semakin banyak benturan-benturan kepentingan, sehingga banyak pribadi yang mengolok-olokkan pribadi yang lain. Perkara-perkara yang kurang baik disebar luaskan entah itu untuk menjatuhkan pribadi yang lain atau menutupi kesalahan pribadinya sendiri. Ketika diberi kabar gembira (kebaikan) dikatakan jadul, di jauhi, dihina dan dibenci karena bagi pribadi itu berbuat salah adalah seksi (sesuatu yang disukai).
Mengenal, memahami dan menghayati tentang DIRI adalah jembatan untuk merubah segala kondisi menuju pada ketentraman hati akal dan seluruh komponen DIRI menjadi "nafsul mutma'innah" yang kembali pada al-HAQ dengan kebahagiaan.
Salam, Be-SWN
Berikutnya (ZT) : Uang adalah Tuhan
Sebelumnya (ZT) : Pendahuluan
Zaman Jayabaya
Lir - Ilir
Jaran Teji
Gundul - Gundul Pacul
Sing WARAS NGALAHI
Bismillahi rohmaani rohiimi
Semakin sering dilakukan, pribadi itu akan sering dan suka berbuat salah. Sudah tidak peduli apakah itu melanggar norma/hukumnya Tuhan atau tidak, jika hal itu dapat mengenakkan dan menguntungkan pribadinya maka hal itu akan dilakukan. Semakin banyak pribadi yang berbuat demikian, maka semakin banyak benturan-benturan kepentingan, sehingga banyak pribadi yang mengolok-olokkan pribadi yang lain. Perkara-perkara yang kurang baik disebar luaskan entah itu untuk menjatuhkan pribadi yang lain atau menutupi kesalahan pribadinya sendiri. Ketika diberi kabar gembira (kebaikan) dikatakan jadul, di jauhi, dihina dan dibenci karena bagi pribadi itu berbuat salah adalah seksi (sesuatu yang disukai).
Apakah kita masih menginginkan hal itu seperti yang sudah terjadi saat ini ? atau ingin merubah pada kehidupan yang harmonis dan lebih baik?
Akeh janji ora ditetepi.
Banyak Janji yang tidak ditepati.
Akeh wong wani mlanggar sumpahe dhewe.
Banyak orang berani melanggar sumpahnya sendiri.
Manungso podo seneng nyalah.
Manusia pada suka berbuat salah.
Ora ngindahake hukume Allah.
Tidak mau peduli hukumnya Allah.
Barang olo diangkat-angkat.
Barang jelek di angkat-angkat.
Barang suci diwenceni.
Barang suci dibenci.
Salam, Be-SWN
Berikutnya (ZT) : Uang adalah Tuhan
Sebelumnya (ZT) : Pendahuluan
Zaman Jayabaya
Lir - Ilir
Jaran Teji
Gundul - Gundul Pacul
Sing WARAS NGALAHI
Bismillahi rohmaani rohiimi
Sepeda motor, awan2 kon nguripke lampu. Yen ra diuripkeditilang. Padahal ndhisik nek lampune urip awan2, malah dikon mateni.WOLAK-WALIKING JAMAN!
BalasHapushehehe... ben lampune sepeda gampang rusak, ben tuku maneng, ben oleh tambahan catatan pelanggaran.. hehehe
BalasHapusTapi sebenarnya tujuannya baik. pengguna sepeda motor semakin banyak dan yang melanggar peraturan lalu lintas juga semakin banyak gak ada yang mau ngalah lan Ngalahi
Semoga berubah ke arah yang lebih baik...
BalasHapusTerima kasih mas Afif mau berkunjung.
BalasHapusAmin, dan dimulai dari pribadi kita masing-masing, biar hati dan pikiran kita tidak merasa "terjajah".
aku dirimi sms mingguan ya.tx.ini no ku 08156557749
BalasHapus